SYARIAH Membumi

Remaja Islam...Siap Membumikan Syariat Allah

Selamatkan Bumi Kita

Yaa Allah, selamatkan bumi kami dengan SYARIAH-MU...

Jumat, 30 September 2011

Mengenal Islamic Insprator

Felix Y. Siauw adalah seorang Islamic Inspirator. Program-programnya disusun sedemikian rupa sehingga membangkitkan nilai-nilai ilahiah didalam diri setiap individu sehingga mampu dan mau menjalani hidup dan beraktivitas dengan mulia. Al-Qur’an dan As-Sunnah selalu menjadi landasannya dalam menginspirasi aktivitasnya maupun mengubah performa setiap individu yang mengikuti program-programnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat atas di Palembang pada 2001, dia melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan aktif mendakwahkan dan memperjuangkan Islam di kampus IPB dan bergabung dalam Tim Dakwah Kampus BKIM IPB, Felix juga diamanahi menjadi ketua lembaga dakwah fakultas pertanian, eLSIFA.

Alhamdulillah, pada 2006, Felix menggenapkan sebagian agamanya dengan menikahi wanita yang taat dan sabar dalam agamanya, Iin, yang dianugerahi darinya tiga buah hati yang insya Allah menjadi mujahid di jalan-Nya, Alila Shaffiya Asy-Syarifah, lalu Shifr Muhammad Al-Fatih 1453 dan Ghazi Muhammad Al-Fatih 1453.Dua buku telah ditulisnya sebagai tanda perjuangannya dalam Islam. Buku pertamanya ditulis dengan gaya inspiratif Beyond The Inspiration, disambut pasar dengan baik, juga menjadi acara fenomenal ketika IBF 2011 digelar. Buku keduanya Muhammad Al-Fatih 1453 dengan genre full sejarah, ditulis sebagai ambisi pribadinya menjelaskan tokoh kenamaan Sultan Fatih Mehmed, Penakluk Konstantinopel.

Sekarang, Felix berkonsentrasi membangun generasi Islami sebagai Islamic Inspirator dan berprofesi sebagai Marketing Manager di perusahaan agrokimia, PT. Biotis Agrindo. Secara aktif, dia mengisi kajian-kajian Islam di perkantoran, pesantren dan masjid. Alhamdulillah, Program-programnya telah dibagikan hampir di seluruh Indonesia. Selain itu, Felix memiliki impian dalam waktu dekat: meratakan Jakarta dengan Islam. Insya Allah! Bagi siapa saja yang ingin memberikan masukan dan saran lebih lanjut bisa melalui:

felix_siauw@yahoo.com
www.maf1453.com








 

sumber: Asosiasi Penulis Ideologis Islam

Islam: Dari Magis Jadi Sains, Dari Fakir jadi Mikir


Masih ingat sama The Philosopher's Stone yang bisa mengubah batu menjadi emas murni atau ramuan Elixir yang bisa menghidupkan orang mati? Tentu, siapapun yang menyukai Novel, pembahasan yang paling eksis semenjak Harry Potter dirilis adalah pembahasan tentang sihir atau Alchemist.  Lebih dari puluhan novel fiksi-ditulis tentang proses transmutasi batu menjadi emas yang dikatalisasi Philosopher's Stone, dan terkenallah tokoh-tokohnya mulai dari Merlin the Magician, Albertus Magnus, Thomas Aquinas, Nicholas Flamel yang katanya sampai hari ini masih hidup (?), sampai Edward dan Alphonse Elric dalam Manga Fullmetal Alchemist.



Padahal, jauh sebelum itu semua, ilmuwan Islam Jabir Ibnu Hayyan (721 – 815) yang lebih dikenal sebagai Geber dalam tradisi Barat telah memulai penelitiannya tentang kimia - الكيميائ (bahasa Inggris Alchemist berasal dari sini). Beliau memberikan sumbangan besar bagi kimia, yang akan diteruskan oleh Ar-Razi (Rhazes), Al-Kindi (Alkindus) dan Ibnu Sina (Avicenna), yang kesemuanya dianggap pionir kimia, tentu saja Jabir sebagai Bapak Kimia.


Jauh pula sebelum gonjang-ganjing Alchemist, Jabir juga telah meneliti kemungkinan batu menjadi emas. Dia mengelompokkan benda menjadi 4 elemen, panas, dingin, kering dan basah. Emas misalnya dikelompokkan panas dan basah, sedangkan batu karbon dikelompokkan dingin dan kering, dan meyakini bahwa dengan mengubah elemen, maka benda bisa diubah dari satu bentuk menjadi lainnya (transmutasi). Dan dia pun meyakini bahwa transmutasi ini akan bisa terjadi apabila ada ramuan katalis yang disebut الإكسير (Elixir bahasa Inggris juga berasal dari sini)

Terlepas berhasil atau tidaknya Jabir, "beberapa abad kemudian setelah kematiannya, dalam pembangunan jalan besar di Kufah, laboratoriumnya ditemukan kembali, dan di dalamnya ditemukan sebuah mangkuk dah sebongkah emas (History of The Arabs h, 476)". Jangan kaget, ini bukan berarti Jabir  telah menemukan Philosopher's Stone dan Elixir, tapi lebih mungkin karena beliau telah menemukan aqua regia (cairan yang dapat melarutkan logam, termasuk emas) dari asam sulfur dan asam nitrat yang dicampur dengan garam, yang masih digunakan dalam ekstraksi emas pada masa kita.

Yang perlu saya tekankan disini, bahwa di masa Islam, pembahasan tentang sains jauh dari hal bersifat magis ataupun takhayul. Ibnu Sina yang hidup abad berikutnya mengkritik para Alchemist yang percaya dengan takhayul semacam mengubah batu menjadi emas, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Jabir Ibnu Hayyan abad sebelumnya.

Dan bisa pula kita lihat bahwa Jabir Ibnu Hayyan dengan daya kreativitas yang luar biasa menjadikan pembahasan transmutasi dari magis menjadi sains. Dia memberikan pada kita sumbangsih besar dalam ilmu kimia, yang beliau ubah jadi magis menjadi sains pula. Beliau menyempurnakan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumennya. Beliau juga telah merintis Hukum Perbandingan Tetap yang menjadi inspirasi bagi Proust.


Tidak kurang dari 3.000 risalah ditulis beliau dalam berbagai aspek ilmu pengetahuan, dan buku-buku yang juga mempengaruhi semua ilmuwan kimia barat, diantaranya Kitab Al-Kimya, Kitab As-Sab’een (Kitab 70), Kitab Al-Tajmi’ (Kitab Konsetntrasi), sampai Kitab Ar-Rahmah (Kitab Cinta).

Sumber: Asosiasi Penulis Ideologis Islam

Minggu, 18 September 2011

Kekayaan berlimpah, kebahagiaan sejati?




Romawi


persia

Umar Ibnu Khattab berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam: "Allah ta'ala telah melapangkan kehidupan kehidupan bangsa Pesia dan Romawi, sedangkan mereka bangsa yang tidak menyembah Allah Azza wa Jalla."

Rasulullah bersabda: "Apakah kamu masih ragu wahai Ibnul Khattab! mereka memang disegerakan untuk menerima segala kebaikan dalam hidup di dunia (tapi mereka tidak akan memperoleh kehidupan akherat)"

Umar berkata: "Mohonkanlah ampun untukku wahai Rasulullah!"

(HR Bukhari Muslim)

Jumat, 09 September 2011

KLINIK REMAJA ISLAM: Remaja Cerdas Remaja Bertakwa

Klinik Remaja Islam. Tim Remaja Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Kota Semarang mengadakan Klinik Remaja Islam spesial liburan pada 23 - 26 Desember 2010 lalu. Puluhan pelajar dari berbagai SMP dan SMA mengikuti kegiatan yang diadakan di Taman Bermain Mahardhika Banyumanik dari pukul 08.00 - 13.00 ini. Setiap harinya, acara ini dikemas dengan menarik dan mengangkat berbagai tema untuk semakin meningkatkan kecintaan remaja muslimah pada islam dan tak sungkan lagi untuk menjadikan islam sebagai way of life. Hari pertama, para peserta masih agak kaku karena belum mengenal satu sama lain, namun dengan adanya games “hariku yang manis” yang dipandu oleh pengasuh Klinik Remaja Islam Ustadzah Hartanti,S.Psi,  peserta mulai ngeblend dengan peserta yang lain, harapan terhadap acara KRI special liburanpun dituangkan dalam pohon harapan.  Materi penggugah di hari pertama ini disampaikan oleh Ustadzah Maylani dengan tema “Menjadi Supergirl Jempolan”, peserta diajak untuk mengenal islam sebagai agama yang sempurna yang akan mampu menjadi rahmatan lil alamin. Remaja muslimah juga diajak untuk mengenal shahabiyah, meneladani perilaku mereka dan mengamalkan islam dalam kehidupan. Selepas materi ini, dilanjutkan dengan membaca Al Qur’an bersama dibimbing oleh Ustadzah Dimiyati dan dilanjutkan dengan shalat dhuhur berjamaah.
Hari kedua, diawali dengan senam pagi bersama yang dipandu Ustadzah Lia Tania. Seluruh peserta menggerakkan badan bersama, memupuk semangat untuk terus beraktivitas di liburan ini. Selepas senam break sebentar untuk menikmati  susu kedelai, semoga semakin menambah semangat! Materi di jum’at ceria ini ada dua, materi pertama disampaikan oleh Ustadzah Hartanti,S.Psi, “Here I Am ” , pemateri mengajak remaja muslimah untuk mengenali siapa dirinya, untuk apa dia hidup di dunia ini dan mau kemana setelah hidup?  Muncul pertanyaan ketika mereka dihadapkan pada teori ilmiah bahwa manusia asalnya dari kera, lalu manakah yang mesti dipercaya? Tentu teori ilmiah itu salah karena muncul dari pemikiran yang tidak mengakui adanya Allah swt, jadi dari Allah swt lah kita berasal. Alhamdulillah mulai muncul benih kesadaran bahwa aktivitas mereka haruslah senantiasa disesuaikan dengan aturan Allah. Islam is my choice.
Materi kedua disampaikan oleh Ustadzah Novelia “Trendy and Syar’i Fashion”, peserta diajak untuk berpikir ulang tentang apa itu cantik dan fashionable. Ternyata kecantikan seorang muslimah ditentukan oleh ketakwaan di hadapan Allah swt, bukan kecantikan dengan standar saat ini yang ambigu dan cenderung mengikuti adat setempat. Ustadzah Novi juga mengajak peserta untuk memahami pakaian yang diwajibkan Allah swt bagi muslimah adalah kerudung dan jilbab. Bukan asal menutup aurat saja, namun ternyata sudah ada standar yang jelas pakaian seperti apa yang harus dipakai. Jadi, mari bersegera memenuhi seruan Allah ini. Subhanallah, semangat menyala dari para peserta untuk berupaya memenuhi seruan berpakaian takwa. Pakai jilbab? Ayuuuukkk!!
Hari sabtupun tiba, hari ini bicara tentang dakwah dan perbandingan aqidah. Materi dakwah “Kapalnya kok bocor?” disampaikan oleh Ustadzah Putri Salsabila, dari materi ini peserta diajak untuk tidak sungkan melakukan amar ma’ruf kepada teman-temannya. Remaja muslimah harus berani mencegah kemungkaran dan tidak terjebak dengan arus pergaulan yang makin rusak saat ini. Peserta kemudian diajak untuk praktek berdakwah, mengajak teman-teman untuk mendekat kepada Allah swt, ada dooprice menarik untuk yang berani menunjukkan nyalinya berdakwah. Setelah materi dakwah, nonton film dulu, da Vinci Code, pengantar ke materi Perbandingan Aqidah yang disampaikan Ustadzah Pipit Meidawati,S.Psi. Sahabat  Klinik Remaja Islam diajak untuk mengantisipasi usaha untuk menjauhkan mereka dari islam, bahkan upaya untuk mengajak mereka keluar dari islam. Cara-cara halus yang digunakan seringkali melenakan remaja dan tanpa sadar mereka sudah melangkah keluar menjauh dari islam. Jadi wajib ni bagi sahabat remaja untuk waspada dalam bergaul dan beraktivitas, jangan sampai menjadi bumerang bagi remaja.
Hari terakhir, Ahad, 26 Desember 2010. Jalan-jalan acaranya, tentu bukan asal jalan-jalan, ada games di pos yang sudah ditetapkan untuk menambah kekompakan dan kecintaan mereka pada islam. Dan Subhanallah, mayoritas sudah memakai pakaian yang tidak menyerupai pakaian laki-laki, bahkan sudah ada yang PD dan nyaman memakai jilbab, semoga istiqomah. Peserta dibagi menjadi dua kelompok dan masing-masing harus menyiapkan yel-yel yang membangkitkan semangat dan meningkatkan kekompakan. Sebelum berangkat jalannya, games dulu untuk menguji kekompakan sahabat Klinik Remaja, memindahkan air dalam gelas dengan selembar kerudung, wah ternyata kompak sekali, games ini bisa memicu mereka untuk tetap kompak. Dan sebelum jalan peserta ditugasi untuk menghafalkan surat al isra’ ayat 32, bekal untuk mengingatkan diri sendiri dan berdakwah kepada teman-temannya selepas acara Klinik Remaja liburan ini. semangat menyala untuk menghafalkan.
Pos pertama dijaga Ustadzah Nila Yustisa, maen kuis di sini “katakan katamu” dengan petunjuk ciri-ciri muslim. Mereka diminta menyebutkan ciri-ciri seorang muslim, tidak boleh sama dengan teman sekelompoknya, wah, mikir ni! Dari pos pertama diberi tugas untuk mengidentifikasi pelanggaran syariat yang ditemui selama perjalanan, ayo tunjukkan kejelianmu sahabat! Masuk pos kedua, sudah ada Ustadzah Ika disitu siap mengajak sahabat remaja untuk games kekompakan sekaligus menikmati pemandangan gunung Ungaran. Memindahkan pipa dengan jari telunjuk menjadi tantangan pertama, ada yang langsung melesat menuju finish ada juga yang harus mengulang kembali. Disambung dengan games kapal tenggelam, semakin menambah kerjasama yang apik antar kelompok.
Perjalanan selanjutnya menemui Ustadzah Agustina di pos tiga, per kelompok menyampaikan identifikasinya terhadap permasalahan yang mereka ihsas selama perjalanan. Dan ditantang untuk mempraktekkan cara berdakwah. Wah, semangat semakin menggebu. Perjalanan terakhir kembali ke Taman Mahardhika, istirahat sebentar, dilanjutkan dengan games “Pipa Bocor” siapa yang paling cepat dan jeli strateginya untuk mengisi gelas dengan air sampai penuh. Setelah games ini, saatnya “closed your eyes” melewati rintangan dengan mata tertutp dan dipandu ketua kelompok, berjalan, menunduk, merangkak bahkan merayap harus dijalani untuk bisa mencapai finish. Teriakan kebingungan, meminta petunjuk yang jelas, bahkan kejeduk bambu pun terjadi, inilah kawan ketika kita tidak mendapatkan dan mengamalkan petunjuk dari Allah swt, bingung, khawatir dan takut.
Keceriaan tidak pernah lepas dari sahabat remaja, meski seharian bermain dan berjalan tetap semangat untuk bermain. Selepas shalat dan makan semangkuk soto, peserta mengungkapkan apresiasinya terhadap acara ini. Pengisi liburan yang menyenangkan, menambah teman dan ilmu islam. Sahabat remaja, jangan pernah lelah untuk belajar dan mengamalkan islam, semoga Allah swt senantiasa menganugerahkan rahmatnya kepada kita semua. Sampai jumpa di Klinik Remaja Islam akhir Januari!! (FH/12c)
senam pagi
permainan "pipa bocor"
permainan "pipa bocor"
memindahkan air..
memindahkan air..
Baca Quran bersama
Baca Quran bersama
belajar berdakwah
belajar berdakwah

Sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2011/01/17/klinik-remaja-islam-remaja-cerdas-remaja-bertakwa/ 

Dr. Ing. Fahmi Amhar: Tidak harus semua jadi sarjana, Tetapi semua harus jadi manusia yang berguna.

Sedikit sekali remaja yang rela ngasih waktu mudanya buat ngemil segala hal yang berbau karya ilmiah. Ya iyalah, hari gini gitu lho. Kebanyakan remaja lebih suka kegiatan senang-senang. Yang seru-seruan gitu deh. Tapi bagi Profesor Riset asal magelang ini, justru dunia ilmiah adalah mainannya saat remaja. Nggak heran kalo beliau sukses menggondol juara karya Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI tiga tahun berturut-turut (1984-1986). Dan akhirnya, dunia ilmiah juga yang mengantarkannya meraih gelar Doktor di Vienna University of Technology, Wina, Austria pada tahun 1997 (usia 29 tahun). Berikut kutipan obrolan kang Hafidz dari drise saat berkesempatan ngobrol dengan Dr. Ing. Fahmi Amhar. Just cekidot!
  • Boleh dong Pak cerita ke kita-kita gimana sih bisa dapetin gelar Dr di luar negeri gitu?
Dulu saya sekolah di kampung, di kota kecil Magelang, Jawa Tengah hingga SMA. Tahun 1986 diterima di Jurusan Fisika FMIPA ITB. Pada saat itu di Kantor Menristek juga ada seleksi Overseas Fellowship Program (OFP) untuk menjaring lulusan SMA yang mau dikirim belajar ke LN dengan beasiswa ikatan dinas. Saya ikut test OFP ini juga. Alhamdulillah, test akademis lolos. Pas psikotest di Jakarta, jadwalnya bersamaan dengan daftar ulang di ITB di Bandung. Akhirnya yang psikotest OFP saya tinggal. Setelah saya kuliah di ITB dua bulan, ternyata oleh Ristek dipanggil lagi, untuk ikut psikotest susulan. Ya sudah, test lagi, tapi tanpa beban. Ya Allah kalau memang ini jalan yang membawa aku makin dekat kepada-Mu, buatlah dia lancar, tapi kalau tidak, buat aku tidak lulus sekarang juga.Alhamdulillah lolos.
Setelah lulus test OFP itu,kami harus kursus bahasa & IPA 6 bulan. Lalu ujian bahasa. Baru berangkat ke LN. Di sana kami test masuk perguruan tinggi (jadi Sipenmaru lagi). Lalu kuliah. Alhamdulillah, setelah 6 tahun, saya meraih gelar "Diplom-Ingenieur", ini gelar insinyur professional di Austria, Jerman, Swiss dan Perancis. Levelnya setara dengan S1+S2 di negeri berbahasa Inggris. Enam tahun sepertinya lama ya? Tapi saya mahasiswa nomor dua tercepat dari seluruh mahasiswa di jurusan geodesi yang jumlahnya 70 orang, dan orang asingnya cuma 4 orang. Maka oleh Professor saya, saya lalu direkrut untuk jadi asisten riset, sekaligus dapat mengerjakan program doktor saya. Saya masih perlu 4 tahun lagi untuk mewujudkan mimpi saya jadi doktor.Dr. Ing. Fahmi Amhar

  • Gimana ust melihat kondisi pelajar sekarang? Kanyanya tiap hari kita disuguhin potret buram pelajar melulu.
Ya, idealnya pelajar itu belajar, bukan cuma sekolah. Sekarang di sekolah, anak-anak itu tidak merasa banyak belajar untuk hidup. Mereka hanya di-drill untuk lulus UN, atau masuk perguruan tinggi. Padahal yang mampu ke Perguruan Tinggi baik dari sisi biaya maupun kecerdasan kan tidak semua. Harusnya, sekolah itu tempat yang menyenangkan. Karena guru-guru itu adalah life-mentor untuk menghadapi kehidupan yang panjang. Boleh jadi para pelajar itu ingin, sekolah ngasih pengalaman (experiential) dan suasana petualangan (adventurial). Karena mereka tidak mendapatkan dari sistem belajar-mengajar yang ada, makanya mereka memberontak. Jadinya tawuran, kebut-kebutan, narkoba, de el el.

  • Sebenarnya, para pelajar sekarang tuh masih pada punya idealisme untuk menjadi yang terbaik dan berwawasan gak sih Pak?
Mereka sejatinya punya idealisme, mereka juga lebih senang kalau menjadi yang terbaik dan punya wawasan. Tetapi, lingkunganlah yang kemudian meniup mati idealisme ini. Mereka melihat lingkungan yang buruk, tetapi koq dipertahankan? Orang-orang curang, koq akhirnya dapat lebih banyak? Mereka meniru para elit negeri ini. Mereka melihat guru-guru yang asal-asalan. Saya tidak bilang semua guru asal-asalan lho ya. Banyak juga guru yang baik. Tetapi, pelajar yang amburadul ini dapat dipastikan besar di lingkungan keluarga atau sekolah yang juga amburadul. Tidak ada panutan. Tidak ada arahan kecuali hanya bentakan atau makian, bukan teladan dan pendampingan.

  • Kalo gitu, apa sih yang bikin prestasi para pelajar menurun? sistemikkah? atau sekedar personal?
Kalau di suatu sekolah, distribusi prestasi itu merata, ada yang baik banget, top markotop lah, dan ada juga yang jelek, tetapi rata-rata di tengah, maka itu berarti yang jelek itu personal. Tetapi kalau semua buruk, itu buruknya pasti sistemik.

  • Saat ini negara getol berusaha mendongkrak kualitas pelajar, diantaranya dengan pelaksanaan Ujian Nasional. Gimana tuh Pak?
Ujian Nasional saya kira hanya salah satu alat untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Tetapi dia tidak boleh jadi satu-satunya alat. UN itu tidak bisa mengukur siswa yang kreatif, siswa yang punya kemampuan memimpin, siswa yang punya jiwa enterpreneur, siswa yang sholeh dsb. Juga pendidikan tidak bisa didongkrak hanya dengan UN. Agar kualitas pendidikan naik, maka kualitas sekolah (gedung, lab, buku dsb) harus dinaikkan juga. Kualitas guru juga harus naik, guru harus dibuat sejahtera dan profesi ini harus dibuat bergengsi. Keberhasilan pendidikan juga terkait dengan ekonomi. Banyak anak cerdas berniat sekolah, dan sekolah sudah gratis, tetapi kondisi ekonomi orangtuanya memaksa dia bekerja saja jadi buruh, karena kalau sekolah, adik-adiknya kelaparan. Atau jarak rumahnya ke sekolah terlalu jauh, tidak ada angkutan kecuali sangat mahal. Ini semua harus diperbaiki, baru kita bisa menuntut kualitas hasil pendidikan meningkat.Dr. Ing. Fahmi Amhar

  • Banyak para pelajar kita yang sukses menggondol medali dalam olimpiade sains tingkat dunia di tengah prestasi pelajar yang merosot. Inikah oase di tengah padang pasir?
Bukan oase, tetapi tetes embun di tengah padang pasir. Ada teori bahwa di setiap bangsa itu, Tuhan menciptakan 2,5% manusia dengan kecerdasan jauh di atas rata-rata, tanpa memandang kelas sosial ataupun level nutrisinya. Kalau bangsa Indonesia ini 200 juta jiwa, maka ada 5 juta orang yang kecerdasannya jauh di atas rata-rata. Kalau murid kelas 1-3 SMA itu ada 5 juta siswa, maka sejatinya ada 125.000 siswa yang berbakat untuk diasah menjadi peraih medali emas di Olympiade Sains tingkat dunia. Tetapi sebagian besar dari mereka tidak pernah terdeteksi. Dan mereka yang akhirnya menjadi juara olympiade sains itupun masih harus membuktikan, seperti apa kontribusi real mereka nanti di masyarakat.

  • Solusi seperti apa yang mesti ditempuh untuk meningkatkan prestasi dan kualitas pelajar?
Pertama, bisa dimulai dari pelajar itu sendiri, atau orang tuanya, atau kakaknya, atau gurunya. Berikan contoh yang terbaik. Itu saja. Kedua, dimulai dari media massa (terutama televisi). Berikan tayangan-tayangan yang menggugah, menginspirasi, bukan hanya hiburan yang dangkal dengan target-target komersial jangka pendek. Ketiga, ini harus dari penguasa, minimal dari Pemda yang sekarang punya otonomi mengurusi sekolah. Seleksi gurunya yang benar, Proaktif meninjau sekolah yang fisiknya perlu ditingkatkan, Beri jaminan agar seluruh siswa dapat tersalurkan bakat positifnya. Semua anak itu punya bakat positif. Tidak harus semua jadi sarjana. Tetapi semua harus jadi manusia yang berguna.

  • Apa pesan dan motivasi Pak Fahmi untuk temen-temen pembaca drise?
Hidup yang terbaik itu adalah hidup untuk memberi yang sebanyak-banyaknya, bukan menerima yang sebanyak-banyaknya. [341]

BOX:
Biodata Singkat
Nama                                  : Dr. Ing. Fahmi Amhar
Profesi                                : Ahli Peneliti Utama bidang Sistem Informasi Spasial di BAKOSURTANAL
: Dosen pasca Sarjana IPB dan Universitas Paramadina
: Trainer TSQ

Sumber: http://drise-online.com/interview/160-dr-ing-fahmi-amhar-tidak-harus-semua-jadi-sarjana-tetapi-semua-harus-jadi-manusia-yang-berguna.html 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More